BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal
merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia
sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di
larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi
dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan
suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita
sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan
terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam
berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari
bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat
dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan
untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan
tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal.
Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil
dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak
dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun
komunikator benar-benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal
yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani
semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas
dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi
ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain
dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi
interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka
dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah
semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya
mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi
yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan
dalam berkomunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2. Apa
saja ciri – ciri komunikasi interpersonal?
3. Apa
tujuan komunikasi interpersonal?
4. Apa
saja faktor penyebab komunikasi interpersonal?
5. Apa
maksud dari efektifitas komunikasi interpersonal?
6. Apa
yang menjadi hambatan komunikasi interpersonal?
1.3 Tujuan
1. Dapat
memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal
2. Dapat
membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
3. Dapat
merubah sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik lagi
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal
adalah proses pertukaran
informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya
di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad,
2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989),
komunikasi interpersonal adalahpenyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok
kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan
umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,
baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi
interpersonal ini adalah komunikasi yang
hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
guru-murid dan sebagainya (Mulyana,
2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada
hakekatnya komunikasi interpersonal adalahkomunikasi
antar komunikator dengan komunikan, komunikasi
jenis ini dianggap paling efektif dalam
upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada
saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah
komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat
memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto,
2003, p. 13).
2.
Ciri –ciri Komunikasi
Interpersonal
Ada lima aspek yang merupakan ciri - ciri dari komunikasi interpersonal, antara
lain :
1. Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara spontan dan tanpa
tujuanterlebih dahulu. Maksudnya, bahwa biasanya komunikasi
interpersonalterjadi secara kebetulan tanpa rencana sehingga pembicaraan
terjadi secaraspontan.
2. Komunikasi interpersonal mempunyai akibat yang direncanakan maupun tidak
terencana.
3. Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung berbalasan. Salah satucirri
khas komunikasi interpersonal adalah adanya timbale balik bergantiandalam
saling member maupun menerima informasi antara komunikatordan komunikan secara
bergantian sehingga tercipta suasan dialogis.
4. Komunikasi interpersonal biasanya dalam suasana kedekatan ataucenderung
menghendaki keakraban. Untuk mengarh kepada suasanakedekatan atau keakraban
tentunya kedua belah pihak yaitu komunikatordan komunikan harus berani membuka
hati, siap menerimaketerusterangan pihak lain.
5.
Komunikasi interpersonal dalam
pelaksanaannya lebih menonjol dalampendekatan psikologis daripada unsure
sosiologisnya. Hal ini karena adanya unsur kedekatan atau keakraban yang
terbatas pada dua ataudengan paling banyak tiga individu saja yang terlibat.
Sehingga faktor-faktor yang mempengruhi kejiwaan seseorang lebih mudah
terungkapdalam komunikasi tersebut.
3.
Tujuan Komunikasi
Interperonal
Komunikasi interpersonal
mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara
lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a. Menemukan Diri Sendiri
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi
interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam
pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang
diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal
menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain
yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari
komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada
kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling
besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari
waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk
mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita
boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang
baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki
bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang
mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman
mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga,
menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan
pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi
interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam
pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f. Untuk Membantu
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi
menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam
interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang
teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang
sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
4.
Penyebab Komunikasi
Interpersonal
Menurut Rakhmat (2001) mengemukakan
faktor-faktor yang dapatmenyebabkan komunikasi interpersonal terdiri dari :
1)
Persepsi InterpersonalBerupa
pengalaman tentang peristiwa atau hubungan yang diperolehdengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan untuk membedakan bahwa manusia bukan benda
tapi sebagai objek persepsi.
a. Konsep DiriMenurut Brooks (Rakhmat, 2001) konsep diri
adalah suatu pandangandan perasan individu tentang dirinya. Jika individu dapat
diterimaorang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan dirinya,
individucenderung akan bersikap menghormati dan menerima diri. Sebaliknya,bila
orang lain selalu meremehkan, menyalahkan dan menolak dirinya,individu
cenderung akan bersikap tidak akan menyenangi dirinya.
b. Atraksi InterpersonalMenurut Barlund (Rakhmat, 2001) Atraksi
interpersonal diperolehdengan mengetahui siapa yang tertarik kepada siapa atau
siapamenghindari siapa, maka individu dapat meramalkan arus
komunikasiinterpersonal yang akan terjadi. Misalnya makin tertarik
individukepada seseorang, makin besar kecenderungan individuberkomunikasinya.
Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan dayatarik seseorang disebut sebagai
atraksi interpersonal
c. Hubungan InterpersonalMenurut Goldstein (Rakhmat, 2001) hubungan
interpersonal ada tigayaitu :
a. Semakin baik hubungan interpersonal seseorang maka semakinterbuka individu mengungkapkan
perasaannya.
b. Semakin baik hubungan interpersonal seseorang maka semakincenderung
individu meneliti perasaannya secara mendalam besertapenolongnya (psikolog).
c. Semakin baik hubungan interpersonal seseorang maka makincenderung individu
mendengarkan dengan penuh perhatian danbertindak atas nasehat penolongnya.
5.
Efektifitas Komunikasi
Intelektual
a. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin
menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak
kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk
daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan
terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan
Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab
atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan
yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
b. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang
untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu,
dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.”
Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut
bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang
mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan
cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal.
Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan
a. keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik
yang sesuai
b. konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh
perhatian, dan kedekatan fisik; serta
c. sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
c. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
d. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu
pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi
interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri
mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak
bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis
daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam
segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan
lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara
diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa
masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam
suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan ketidak-sependapatan
dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti
ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan
nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut
istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan
positif tak bersyarat” kepada orang lain
6.
Hambatan – hambatan
Komunikasi Interpersonal
A.
Interaksi
Adanya aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sosial menunjukkan bahwa manusia
mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya (disebut gregariousness).
Naluri ini merupakan salah satu yang paling mendasar dalam kebutuhan hidup
manusia, disamping kebutuhan akan; afeksi (kebutuhan akan kasih sayang),
inklusi (kebutuhan akan kepuasan), dan kontrol (kebutuhan akan pengawasan).
Dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup tersebut akan mendorong manusia untuk
melakukan interaksi dengan sesamanya, baik untuk mengadakan kerjasama
(cooperation) maupun untuk melakukan persaingan (competition).
Kata interaksi berasal dari Bahasa Inggris interaction artinya suatu
tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan yang saling
pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial (social interaction) adalah suatu
proses berhubungan yang dinamis dan saling pengatuh mempengaruhi antar manusia.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack dalam buku Sociology ang Social
Life menyatakan bahwa : “Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan
sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan
bersama.
Sementara itu Soerjano Soekamto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar menyatakan bahwa : “Interaksi sosial (yang juga dinamakan proses sosial) merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.”
Sementara itu Soerjano Soekamto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar menyatakan bahwa : “Interaksi sosial (yang juga dinamakan proses sosial) merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.”
Interaksi antar manusia dimaksud adalah
:
a) interaksi antara individu dengan individu,
b) interaksi antara individu dengan kelompok, dan
c) interaksi antara kelompok dengan kelompok.
a) interaksi antara individu dengan individu,
b) interaksi antara individu dengan kelompok, dan
c) interaksi antara kelompok dengan kelompok.
Hasil dari pada interaksi sosial ada dua
sifat kemungkinan :
a.
Bersifat positif; suatu interaksi yang
mengarah kerjasama dan menguntungkan. Contoh persahabatan.
b.
Bersifat negatif; suatu interaksi yang
mengarah pada suatu pertentangan yang berakibat buruk atau merugikan. Contoh
perselisihan, pertikaian, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil interaksi yang negatif tersebut di atas maka itulah yang
menjadi hambatan dalam proses Komunikasi Interpersonal. Dalam situasi
pertentangan Komunikasi Interpersonal tidak dapat dilaksanakan dengan baik,
kalau pun dipaksakan dilaksanakan pasti kegiatan Komunikasi Interpersonal
efeknya tidak akan berhasil.
B.
Kultur
Istilah kultur meruapakan penyebutan terhadap istilah budaya. Dalam
khasanah ilmu pengetahuan kata kebudayaan/budaya merupakan terjemahan dari kata
culture. Kata culture sendiri berasal dari Bahasa Latin dari kata colere yang
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah/pertanian.
E.B. Taylor yang dikutip Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi menyatakan bahwa : “Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi keyakinan dan cara hidup suatu masyarakat yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Keyakinan adalah keseluruhan idea yang dianut meliputi religi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, filsafat, seni, dan adat istiadat. Cara hidup adalah pola-pola tindakan yang berhubungan dengan soal kebiasaan meliputi makanan, pakaian, perumahan, cara-cara perkawian, hiburan, estetika dan sebagainya.
Rapl Linton menyatakan bahwa : “Kebudayaan adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap, pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masysrakat tertentu.”
E.B. Taylor yang dikutip Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi menyatakan bahwa : “Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi keyakinan dan cara hidup suatu masyarakat yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Keyakinan adalah keseluruhan idea yang dianut meliputi religi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, filsafat, seni, dan adat istiadat. Cara hidup adalah pola-pola tindakan yang berhubungan dengan soal kebiasaan meliputi makanan, pakaian, perumahan, cara-cara perkawian, hiburan, estetika dan sebagainya.
Rapl Linton menyatakan bahwa : “Kebudayaan adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap, pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masysrakat tertentu.”
Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropoogi menyatakan bahwa :
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.”
Dari beberapa definisi kebudayaan tersebut di atas dapat disimpulkan dan
juga telah disepakati beberapa ahli antropologi, bahwa kebudayaan dan tindakan
kebudayaan itu adalah segala tindakan yang harus dilalui dan dibiasakan manusia
melalui proses belajar (learned behavior) .
Berkaitan dengan hal tersebut di atas hal tersebut sesuai dengan fungsi
komunikasi menurut Harol D. Lasswell yang ketiga yaitu; The transmission of the
social heritage from one generation to the next, dalam hal ini transmission of
culture difocuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai,
dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain. Itulah fungsi komunikasi
terutama Komunikasi Interpersonal.
Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana kedudukan kultur atau budaya dalam
proses kegiatan Komunikasi Interpersonal. Untuk sementara ini para ahli baru
meninjau hanya mengenai hambatan budaya/kulur dalam proses Komunikasi
Interpersonal terutama kegiatan Komunikasi Interpersonal lintas budaya, yaitu
diantaranya :
a. Menyampaikan pesan pada orang yang berlainan kultur akan mengundang
perbedaan persepsi terhadap isi pesan sehingga efek yang diharapkan akan sukar
timbul.
b. Menyampaikan pesan verbal pada orang yang berlainan kultur tentu saja akan
banyak perbedaan dalam bahasa sehingga dalam proses kegiatan Komunikasi
Interpersonal tersebut selain hambatan dalam bahasa juga terdapat hambatan
semantic, yaitu perbedaan peristilahan dalam masing-masing bahasa.
c. Menyampaikan pesan verbal pada orang yang berlainan kultur disertai
penekanan pesan dengan pesan non-verbal mungkin akan mengundang penafsiran
berbeda hingga tujuan penyampaian pesan tidak akan tersampaikan.
d. Menyampaikan pesan pada orang yang berlainan kultur jika bertentangan
dengan adat-kebisaannya, norma-normanya maka akan terjadi penolakan Komunikasi
Interpersonal.
C.
Experience
Pengalaman atau experience adalah sejumlah memori yang dimiliki individu
sepenjang perjalanan hidupnya.
Pengalaman masing-masing individu akan berbeda-beda tidak akan persis sama, bahkan pasangan anak kembar pun yang dibesarkan sama-sama dalam lingungan keluarga yang sama pengalamannya tidak akan persis sama bahkan mungkin akan berbeda.
Pengalaman masing-masing individu akan berbeda-beda tidak akan persis sama, bahkan pasangan anak kembar pun yang dibesarkan sama-sama dalam lingungan keluarga yang sama pengalamannya tidak akan persis sama bahkan mungkin akan berbeda.
Perbedaan pengalaman antara individu (bahkan antar anak kembar) ini bermula
dari perbedaan persepsi masing-masing tentang sesuatu hal. Perbedaan persepsi
tersebut banyak disebabkan karena perbedaan kemampuan kognitif antara individu
termasuk anak kembar tersebut, sedangkan bagi individu yang saling berbeda
budaya tentu saja perbedaan persepsi tersebut karena perbedayaan budaya.
Perbedaan persepsi tersebut kemudian ditambah dengan perbedaan kemampuan
penyimpanan hal yang dipersepsi tadi dalam strorage sirkit otak masing-masing
individu tersebut menjadi long-term memory-nya. Setelah itu perbedaan akan
berlanjut dalam hal perbedaan kemampuan mereka memanggil memori mereka jika
diperlukan.
Perbedaan pengalaman tentu saja menjadi hambatan dalam Komunikasi
Interpersonal, karena seperti telah di bahas di muka bahwa terjadinya
heterophilious karena salah satunya diakibatkan perbedaan pengalaman. Sehingga
jika terjadi heterophilious maka proses Komunikasi Interpersonal tidak akan
berjalan dan tujuan penyampaian pesan pun tidak akan tercapai.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi
interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua
atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan,
membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep
utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada
individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi
kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak
komunikatif.
Konsep diri dan
Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran
komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut
mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar
pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan
interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna
untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.
Orang yang mempunyai
keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita
harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui konsep diri.
Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan agar
kita ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan
interpersonal yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Rakhmat, Jalaudin.1966.Psikologi
Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni.1995.Komunikasi organisasi.Jakarta:Bumi
Aksara.
terimakasih, materinya sangat bermanfaat
BalasHapusMy blog